Berawal Dari Penasaran Hingga Menjadi Fatal - Part side 4

Gina 1.0 (part side story)


So kiss me and smile for me
tell me that you'll wait for me
hold me like you'll never let me go..
27 Desember 2014, gina listening Leaving On A Jet Plane with you. kurang lebih begitulah isi status/caption path gina menge-tag nama saya untuk yg terakhir kali nya
sayang, setelah akad kamu ijin padaku pergi bersama teman2 untuk liburan, maaf aku tak bisa menemani mu ke negeri seberang. tapi aku mengijinkanmu kan? sayang, harusnya kita resepsi tanggal 18 januari 2015. sesuai tanggal yg kamu inginkan. seperti lahir kembali katamu. masa lalu kita kubur sama sama, kita saling menerima, kita hanya berjalan menatap ke depan. janjiku kepadamu, akan selalu menjaga buah hati mu, darah daging mu. kamu tau sekarang fara sudah masuk sekolah TK?? kamu tau sekarang fara sudah memanggilku papah? fara berada di lingkungan terbaik, gina. sesekali mantan suami mu berkunjung menemui fara. fara bahagia gina..dia mempunyai dua orang ayah.
jika kamu bahagia disana, aku disini bahagia bersama fara.

terimakasih gina, fadli.

Pengakuan Gina

"fad inget loh ntar malem ke kos gue" sms yg gw baca dari gina.

sehari belum genap, tp noni dapat di lihat oleh ibu dosen dan gina.
rasanya pengen menghindar dari mereka, tapi mulut ini sudah mengucap janji bertemu gina.
langit terlihat mendung, gw berharap hujan segera datang, supaya bisa alasan tak menemui nya.
tp nampaknya mendung tak mau menurunkan hujan, terpaksa gw harus berkendara menuju arah pleburan.
semua ini gw lakukan karena kebodohan gw sendiri yg membawa noni di tengah lingkungan teman2 yg baru gw kenal.

"gin gw udah di depan kos mu nih"

"maju lg, lu salah nomor rmh, gue ngeliat lu"

tlp gw tutup, karena pandangan mata ini melihat orang yg gw kenal melambaikan tangan di pinggir jalan.
kos yg lumayan besar, bersih dan tertata. di depan kos tertulis Kos khusus wanita. tamu laki laki dilarang masuk.

"gin dilarang masuk gitu?" ucap gw menunjuk tulisan yg di maksud.

"ah elah...maksudnya dilarang masuk ke kamar. ngobrol di teras aja"

awalnya gina bercerita tentang masa masa MOS, materi kuliah, dan kulineran seputaran semarang.
topik yg kita bicarakan sering berubah ubah, disamping canggung baru kenal, mungkin gina sendiri mau bertanya langsung sungkan. setelah basa basi 30 menitan, gw mengawali topik pembicaraan yg sebenarnya ingin dibicarakan oleh gina, atau lebih tepatnya dipertanyakan.

"yuk buruan dibahas. niat lu nyuruh gw datang kesini kan bukan untuk membicarakan soal materi kuliah dan kulineran"
ucap gw ke gina mengakhiri basa basi.

'kamu punya pendamping ya fad? sorry, gue td enggak sengaja lihat"

"memang apa yg kamu lihat gina? hah maksudmu enggak sengaja??"

"kalau nanya pelan pelan. disini yg mau bertanya itu gw! malah dijawab balik bertanya" jawab gina kesal.

"eh maaf gina,..hmm iya gina, seperti yg kamu lihat"

entah lah apa yg gw pikirkan saat itu, yg jelas mulut ini sudah mengakuinya.
sebenarnya gw pengen bohong padanya. gw cuma takut gina menge-judge yg bukan2 tentang gw.
tp dari jawaban jujur gw reaksi gina tidak menunjukan heran/kaget, justru terlihat tenang.

"dia menampakan wujud ke kamu cantik ya fad. tp malam ini gue enggak melihatnya"

gw tidak menjawab apa yg diucapkan gina. gw malam ini hanya menjadi pendengar setianya.
mulut ini hanya meminta ijin menyalakan sebatang rokok.

"sesuatu yg indah. tapi sayang, bukan wujud manusia. atau golongan kita"

mendengar ucapan gina gw setuju menganggukan kepala. di dalam benak diri gw juga berpikir demikian.
wujud bukan dari golongan yg sama. dan tidak semua orang bisa melihat keberadaannya.
kalau bisa di lihat, sudah pasti gw ajak ke acara kondangan. atau acara reunian teman.
kira kira itu lah yg gw rasakan dan pikirkan hehe bajingan emang.

"cepat atau lambat pendampingmu akan menghilang fad. semua karena perbedaan. karena lain dunia"

"tapi baru kali ini gue lihat pendamping yg berusia tua. selama ini yg gue lihat enggak setua itu. dia bisa menampakan wujud kepadamu tp di lain sisi atau waktu dia juga tidak pernah melepas sujud menyembah keturunan Adam (mungkin yg di maksud gina saat itu adl nabi2) dan kepada ALLAH SWT. ingat fad, apa yg bersamu bukan lah manusia"

mendengar penjelasan dari gina membuat gw makin bertanya tanya siapa dia sebenarnya. gina bisa melihat lebih jauh hanya dengan cara melihat noni sekali. gw yg cukup lama di dampingi noni saja hanya sedikit tau tentangnya.


Bersambung...

Gina 1.1 (part side story)
Sedikit tentang Gina : Gina adalah seorang perantauan dari Surabaya, Gina dan keluarganya merupakan mualaf, Gina adalah seorang Tionghoa, tapi jika sekilas melihat fisik Gina tidak kelihatan oriental, kecuali kedua orang tua dan koko nya jelas terlihat.
 gambar hanya pemanis

Malam semakin larut tapi mereka berdua enggan mengganti topik pembicaraan. Tetap yang dibicarakan tentang si noni. Fadli makin tertarik apa yang diketahui gina dari penglihatan nya ke noni, bagi fadli hal ini sangat lah menarik karena baru dua orang yang mampu melihat noni yaitu ibu dosen dan Gina.

Gina : dulu aku juga punya pengalaman kayak gitu fad. cuman dia tidak mengikuti ku tapi mengikuti ayahku.


Fadli : sejak kapan kamu bisa melihat sebangsa jin, gina ?


Gina : sejak aku kelas 2 SD. malah seringkali menjadi teman main ku, dulu aku tidak bisa membedakan mana manusia nyata dan mana yang jin tapi ketika aku umur 15 tahun, aku dibekali ilmu sama temannya ayahku, untuk membedakan mana yang nyata dan mana yang tidak.


Gina : semenjak itu aku lebih memilih menutup mata batin ku, makanya aku agak kaget pas di kantin kok aku bisa melihat keberadaan mereka lagi. Inget fad, kamu punya kehidupan nyata jangan lupa itu !


Mendengar ucapan Gina saya menjadi tau maksudnya dia, arah pembicaraan ini intinya hiduplah yang normal tanpa ada pendamping disisi mu, mau itu baik atau buruk. mungkin itu lah maksudnya Gina.

Saya sendiri tidak tau alasan noni mengikuti ku, dari penjelasan noni sendiri mengapa mengikuti katanya senang dengan bacaan ayat-ayat suci yang saya baca, hal tersebut terjadi di Lawang Sewu, di dalam hati seringkali saya membaca ayat suci Qur'an. Noni bukan lah salah satu wujud penghuni Lawang Sewu melainkan dibelakang Lawang Sewu, dulu ada bangunan masjid yang terbangun disitu, nah disitu lah noni berada. Noni mengikuti setelah saya keluar dari Lawang Sewu.

Walaupun noni memanggilku "Tuan" tapi noni pernah berkata pada saya "kamu tidak akan pernah bisa meminta apa pun dari ku, kamu juga tidak akan pernah bisa mengendalikan dan tidak akan bisa menyuruhku sesuka mu". lantas keuntungan saya apa ? noni hanya bisa memberi tau dan memperingatkan jika hal buruk akan terjadi pada diri saya.

Tapi ada juga beberapa hal konyol yang terjadi antara saya dan noni, contohnya,

Noni : tuan, kenapa tuan berdiri di pojokan dan alat apakah itu tuan ?


Fadli : weh! ini toilet laki noni ! ini lagi pipis alias buang hajat alias buang urine.


Noni : lantas kenapa tuan berdiri ? bukannya harus duduk atau jongkok ?


Fadli : welcome 21 abad century haha. keluar sana.


Itu terjadi di toilet bandara Ahmad Yani Semarang, tanpa saya sadari ternyata di dalam toilet bukan cuma saya seorang tapi ada beberapa orang sungguh malu rasanya karena mereka melihat saya ngomong sendirian.

Fadli : noni, apakah kamu bisa memindahkan benda atau menghilangkannya ?


Noni : bisa tuan, tapi itu hanya tipu muslihat saja.


Fadli : hmm..coba hilangin kunci mobil diatas meja itu.

saya menunjuk kunci yang dimaksud, noni melayang menuju meja, dan menutupi kunci dengan tangannya. Kunci yang berada diatas meja hilang dalam sekejap !

Fadli : bajingan...saya bisa jadi tukang sulap kalau kayak gini hehe.


Kembali ke cerita, gina wanita yang sama sekali tidak pernah melihat saya sebagai orang aneh yang membedakan saya dengan gina hanya dia bisa melihat karena bakat yang dimiliki nya, sedangkan saya bisa melihat karena menantang keberadaannya.

Selain membahas masalah akademik di kampus kami berdua juga saling tukar cerita soal hal ghaib. Sungguh sangat sulit dipercaya, penampilan seperti gina tapi percaya dan mengakui bahwa kita hidup selalu berdampingan dengan makhluk lain. Pengalaman gina soal hal ghaib melebihi pengalaman saya dan teman-teman. Gina pernah di umpetin (seperti disembunyikan) oleh sebangsa jin. Dicari sama keluarga dan warga kompleknya tapi tidak ketemu. Baru ketemu jam 10 malem, itu pun ditemukan dibawah meja ruang tamu dalam kondisi tidur, sangat enggak masuk akal.

Saya dan gina resmi berpacaran di klenteng Sam Poo Kong.
Bangunan bersejarah itu menjadi saksi kami berdua, sampai sekarang kadang saya bersama Fara sering mengunjungi sam poo kong.

Gina : pulang kan dia (noni) fad. kalau kamu kesulitan, saya bantu.


Fadli : kenapa harus gitu ? noni juga tidak pernah ganggu aku atau keluargaku.


Gina : ya enggak bakal gangguin, karena dia bukan jenis golongan yang ingkar kepada-NYA (Tuhan).


Fadli : lah berarti enggak ada yang salah dong.


Gina : salah !! kamu punya kehidupan sendiri, dia juga punya kehidupan sendiri ! tidak seharusnya dua kehidupan ini berdampingan secara langsung !


Gina : aku takut kalau kamu makin jauh mengenal hal ghaib maka kamu makin terjerumus, apa lagi sampai menyekutukan Tuhan, karena denger cerita mu yang dulu-dulu itu kamu type orang yang penasaran.


Gina menyampaikan apa yang dia takutkan, Gina takut kalau saya melangkah makin jauh.
Malam harinya saya, andi, beni, doni dan farid kumpul di rumah gang 2, rumah SK. Kami berlima nonton film meteor garden yabg di putar televisi swasta. Tentunya ditemani botol kecil cap tiga orang tua.

Andi : dolane ning nggon akeh demit e, tapi tontonane koyok ngene ! kae lho delokno mripate beni sampe metu luh e (translate : mainnya ke tempat serem yang banyak hantunya, tapi lihatnya/nontonnya kayak gini (meteor garden) ! Itu lho lihat mata nya beni sampai berkaca kaca)


Fadli : lho...ojo salah bro, jarang-jarang wong nonton meteor garden mbe ngombe congyang ! Haha (translate : lho...jgn salah bro, jarang-jarang orang nonton meteor garden sambil minuman keras ! Haha..)


Doni : lha piye neh bro ? Aku ya bosen rak ono nggon anyar neh tempat ekspedisi nggo dewe. (Lha gimana lagi bro? Aku ya bosan enggak ada tempat baru lagi buat ekspedisi kita)


Farid : sek sek iki kok sanchai malah marani wo ce le, hih to ming se ditikung ! (Sebentar sebentar ini kok sanchai malah nyamperin wo ce le, wah to ming se di selingkuhi)


Kalau ingat hal tersebut rasanya pedih lagi ini hati. Mengingat sahabat-sahabat Fadli sudah pulang lebih dahulu meninggalkan nya. Mereka berlima malam itu mendapatkan tempat baru, suasana baru, ekspedisi baru. Bekas kebun binatang Tinjomoyo Semarang.




Belum ada Komentar untuk "Berawal Dari Penasaran Hingga Menjadi Fatal - Part side 4"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel