Berawal Dari Penasaran Hingga Menjadi Fatal - Part 18
Kamis, 25 Juli 2019
Tulis Komentar
Perpisahan 1.0
Hai, kenalkan saya Reza salah satu teman yang terlibat dalam
kisah ini.
Untuk sementara waktu yang melanjutkan kisah ini adalah saya. Beberapa part
mungkin akan saya skip biar penulis sendiri yang akan menceritakannya, cerita ini saya tulis berdasarkan apa yang saya
ketahui dan yang di sampaikan oleh fadli. Fadli sementara tidak bisa melanjutkan kisah ini, di
karenakan kesibukan kerjaan dan harus bolak-balik rumah sakit. Saat ini kondisi fara dari
analisa ct scan yang dibaca dokter terkena kelenjar getah bening, tindakan lebih lanjut segera
di lakukan. Semoga fadli diberi kesabaran, kekuatan dan ikhlas dengan
cobaan ini selain itu semoga dek fara bisa lekas sembuh jasmani dan rohani. Amin...
Part skip : masa kkn fadli di pekalongan, pantai utara
dan sang dewi
APA YANG KU LAKUKAN SUDAH TERLALU JAUH UTK MELIHAT KEBELAKANG SEMOGA AKU MASIH MENDAPATKAN AMPUNAN
bacalah, semoga kau mengerti..
Aku tidak percaya... semuanya berasa instan, apa yang aku
inginkan tinggal berusaha sedikit saja, maka aku dapatkan dengan mudahnya. Tidak ada kesulitan yang berarti hanya berawal dengan modal kecil mahasiswa
semester akhir ini sudah mandiri, punya penghasilan melalui usaha yang
dirintis kecil-kecilan, sampai lama-lama menjadi sumber rupiah, usaha yang aku
geluti saat itu bisnis properti kemudian melebar.
Aku mempunyai dua ruko di
pusat kota Semarang yang ku sewakan, aku juga mencoba peruntungan di bidang jasa,
jasa persewaan rental mobil. Ya walaupun beberapa unit masih ada yang aku cicil. Pekerjaan atau usaha kalau digeluti dan ditekuni pasti akan menghasilkan setidaknya itu lah yang dulu aku pikirkan, masih berpikir positif bukan karena
Laku Tirakat yang pernah ku jalani.
Maret 2007
ibu : dek apa kamu enggak kepingin umroh ? toh kamu sudah
mampu. kalau sudah mampu jangan ditunda.
fadli : Insya Allah segera bu. apa ibu sama bapak mau umroh
dulu ?
ibu : ya kepengennya sama kamu dan sama kang mas mu
sekalian. jadi sekeluarga berangkat bareng.
fadli : ya nanti diatur lah bu..
Sebenarnya saya hanya mencari alasan saja ke ibu, dalam
hati lebih baik bapak ibu dan kang mas berangkat umroh saja tanpa harus sama
diriku, saya tidak tahu apa yang akan terjadi pada diri saya jika berangkat ke tanah
suci. Apakah saya akan diterima sebagai tamu-NYA ? itu yang ada dipikiran saya, disamping itu usaha saya juga sedang berjalan itulah salah satu alasan saya yang
tepat untuk menunda.
Hari minggu sore ini saya sedang menunggu kehadiran kerabat
atau sekarang bisa disebut sahabat. Sahabat yang menemani langkah saya sampai
sekarang ini, siapa lagi kalau bukan andi, doni, beni dan farid. Saya mengundang
mereka ke rumah dalam rangka acara syukuran kecil-kecilan karena bidang usaha
yang saya geluti berkembang pesat. Mungkin tidak layak disebut syukuran sih,
karena hanya acara makan makan saja. Saya dan gina sudah mempersiapkan dan menunggu
kehadiran mereka di rumah kota masa depan.
gina : yang baca deh ini aku dapet broadcast bbm
fadli : apaan emang ? lowongan pekerjaan ? males ah
gina : ada kecelakaan di jalan toll yang. ih ngeri..mobilnya
guling di tikungan.
fadli : yaelah..sudah tahu ngeri kok ya masih tetep dibaca.
aneh
fadli : yang ini aku nelpon anak-anak kok gak ada respon ya.
pada kemana sih ini? nomornya doni malah mati lagi.
gina : yang !! astagfirullah yang..!!! hp bb mu mana ? buka
cepat !
fadli : eh pelan-pelan aja ngomongnya kan bisa ! bikin kesel aja.
Beberapa panggilan tak terjawab terlihat di layar depan, saya
tidak mendengarnya karena hp posisi silent. Apa yang menjadi alasan gina panik
seketika terjawab sudah begitu saya membaca pesan yang ditinggalkan oleh nomor yang
tak ku kenal. Nomor asing yang berusaha menghubungi ku.
Dan ternyata nomor itu dari
ayahanda andi,
Lebih dari dua jam aku menunggu kalian kawan... aku mengharapkan
kedatangan kalian. Aku tak percaya menerima kabar haru bahwa kalian tidak akan
pernah sampai tujuan, tak sanggup beranjak pergi melanjutkan perjalanan, aku
larut dalam kesedihan dan tangisan begitu mengetahui kabar terenggutnya empat
nyawa kecelakaan tunggal di dalam tol adalah kalian.
gina : yang yg sabar...tolong di ikhlaskan temen-temennya. Aku
tau perasaan kamu seperti apa.
fadli : km enggak tau gina ! kamu enggak tau !!
fadli : aku mau ke lokasi kejadian !
gina : mau ngapain yang ? aku ikut. biar aku yg nyetir !
Selamat jalan kawan, kalian sudah sampai tujuan, semoga dalam
damai kalian mengerti telah meninggalkan kehidupan. Lembaran cerita tentang kita tidak akan pernah berhenti
sampai disini kawan, sangat mudah bagiku merindukan kalian tapi melepas rindu bersama kalian hanya bisa aku lakukan
melalui khayal ku, semoga kalian mengerti sekarang aku menjalani sendiri mungkin di lain kesempatan kita akan berjumpa kembali kawan.
Akan ku bawa fara mengenal kalian, kalian belum kenal kan ?
kelak akan mengenalnya
terimakasih sudah menjadi bagian dari keluarga dan hidup ku,
kawan.
Untuk mereka yang sudah tenang Alm.Andi, Alm.Doni, Alm.Beni
dan Alm.Farid
Selamat jalan...
Belum ada Komentar untuk "Berawal Dari Penasaran Hingga Menjadi Fatal - Part 18"
Posting Komentar