Berawal Dari Penasaran Hingga Menjadi Fatal - Part 6
Jumat, 01 Maret 2019
Tulis Komentar
Lawang Sewu (ending part lawang sewu)
Masih menikmati indahnya malam kota semarang melalui pilar utama ini, jam sudah menunjukan pukul 01.30 wib.
"Mbah,kita keluar lawang sewu sekarang aja ini jg uda malam banget" ucap gw yang melihat kondisi temen-temen yang lain sudah kelelahan. Mbah tunggak menjawab hanya menganggukan kepala. Baru selangkah berjalan, mbah tunggak berhenti.
"Mbah heran,sebenarnya baru kali ini mbah melihat penampakan yang begitu frontal dan berkelanjutan. lebih baik kalian jujur, apa kalian ada yang membawa jimat?" Pertanyaan dari mbah tunggak ini tidak ada satu pun dari temen-temen yang berani menjawab. Gw lah yang menjawab.
"Ehmm..kita gak ada yang punya barang-barang kayak gitu mbah. Tapi sebelum memasuki area lawang sewu.." Jawab gw yang agak sedikit ragu untuk melanjutkan. Mbah tunggak hanya menunggu mulut gw untuk menyelesaikan kalimatnya.
"..kita berucap menantang mereka mbah. Kita penasaran sama hal ghaib. Kata-kata yang kita gunakan juga tidak pantas." Mendengar jawaban dari gw tatapan mbah tunggak langsung berubah. Tadi dengan tatapan berkaca kaca, sekarang menatap kami seperti membenci. Mbah tunggak langsung balik badan dan kembali jalan tanpa berbicara lagi.
Secara tiba-tiba mbah tunggak berhenti, memberikan isyarat kepada kami jangan takut. Tapi semua terlambat, kita sudah merasakan kehadirannya. Penampakan yang enggak begitu jelas, seperti bayangan yang menghadang jalan untuk turun ke bawah lantai 2 melewati tangga berputar.
"Fad..li.." Ucap farid yang berada disamping gw
"Mbah?" Andi dan doni memanggil pelan mbah tunggak.tapi mbah tunggak enggak bereaksi sama sekali.
Gw dan beni hanya terdiam. Kami semua merasakan ketakutan yang sama. Penampakan yang semula hanya bayangan, lama kelamaan bayangan tersebut berubah menjadi wujud nyata, wujud nonik belanda. Berdiri menghalangi jalan persis di depan tangga berputar. Dengan tatapan muka menyamping seperti tidak menghiraukan kami, tangan kanannya memainkan rambut.
Mbah tunggak melangkahkan kaki sedikit mundur. Tanpa aba-aba dari beliau, kami juga mengikutinya.
"Hihihihiihii..." Keheningan langsung lenyap ketika kami semua mendengar tawa nya. Menoleh ke arah kami dan menertawakan kami.
Hidung ini kembali mencium bau amis darah yang sangat menyengat. Sosok nonik belanda yang berada di tepian tangga berputar hilang.
"Kemana dia?" Gw bertanya dlm hati.
"Disini! Hihihihiii.."
Entah sejak kapan si nonik berada di tengah-tengah kami. Lebih tepatnya berada di antara gw dan farid. Lemes rasanya kaki sudah enggak sanggup menahan tubuh. Badan gw langsung roboh jatuh.
Selama perjalanan keluar lawang sewu dari lantai 3 sampai gubuknya mbah tunggak, mulut kami tidak henti-hentinya membaca doa. Karena selama perjalanan gangguan-gangguan terus berlanjut.
"Kalian semua harus mbah bersihkan terlebih dahulu sebelum meninggalkan area lawang sewu!" Ucap mbah tunggak masuk ke gubuknya mengambil sesuatu.
Setelah ritual pembersihan, mbah tunggak sudah tidak semarah tadi. Rasa penasaran kami terhadap makhluk ghaib mungkin mbah tunggak memakluminya. Di gubuk ini suasana kembali mencair.
"Pusat energi negatif lawang sewu sebenarnya bukan ruangan bawah tanah, bukan ruangan jenderal, dan bukan pula ruangan aula lantai 3 tadi. Tapi ada di bangunan itu.." Mbah tunggak menunjukan bangunan yang di maksud. Sejenak kami memandang bangunan yang di tunjuk mbah tunggak. Bangunan yang terkunci, dan yang memegang kunci mbah tunggak. Bahkan pak leo (kalau kalian masih ingat acara percaya nggak percaya yang di tv) berpesan ke mbah tunggak untuk tidak membuka bangunan tersebut. Sampai detik ini pun masih terkunci. Begitulah penjelasan mbah tunggak.
Belum ada Komentar untuk "Berawal Dari Penasaran Hingga Menjadi Fatal - Part 6"
Posting Komentar