Berawal Dari Penasaran Hingga Menjadi Fatal - Part 14
Selasa, 12 Maret 2019
Tulis Komentar
Desa Randu 1.1
Langkah kaki kami makin menjauh dari padepokan, meninggalkan Reza seorang, menuju ke arah sumber suara yang kami barusan dengar, kami menebak-nebak penasaran, jalan setapak cukup licin ketika mendekati sendang, kami harus lebih hati-hati dalam melangkah.
"Semuanya diam"
Perintah gw ke teman-temen.
"Astagfirullah.."
Begitulah yang terucap dari mulut Alan, Bayu dan Doni terdengar.
"Embah bersih-bersih dulu ya cu"
Rasanya pikiran ini mau menyangkal, namun akal logika tidak mampu menjelaskan apa yang nampak dihadapan kami ini. Sosok nenek memakai kemben lengkap dengan jarik sedang menyapu di pinggiran sendang, menyapa kami.
Kalau ini bukan makhluk astral lantas ada kah orang normal menyapu atau membersihkan tanah dipinggiran sendang?? Apa lagi waktu dini hari.
"Lho kok hilang?" Kami semua heran.
Belum lama kami dikejutkan sama penampakan nenek, dari arah belakang terdengar suara yang menggelinding ke arah kami, semua berbalik badan.
"Ndas gelinding!"
Di depan kami melintas kepala yang menggelinding pelan, wajahnya hancur, tersenyum menyeringai ke arah kami. Sontak kami semua ketakutan lari tunggang langgang.
Kami lari ke arah dua randu (gerbang masuk) ke tempat mobil di parkirkan. Baru sampai turunan, kami semua terpeleset berjatuhan, kami di hadang.
"Nyapu nya pindah sini cu"
Tak peduli luka lecet yang kami rasakan, kami semua bersusah payah berdiri, lari kembali ke arah padepokan. Ke tempat aman.
"Cu jangan lari. Hi...hi...hi..."
Tak peduli kami di panggilnya, entah apa yang lucu dari kami hingga nenek itu mengetawai. Dan tak satupun dari kami yang menoleh ke belakang.
"Bay ambil handycam sama tripodnya"
Perintah gw ke Bayu yang lari paling kanan dekat handycam terpasang berdiri di tripod. Tanpa menjawab Bayu langsung menyambar nya.
"Pengalaman dari Lawang Sewu ternyata masih belum cukup" ucap gw
Sambil mengatur nafas kami membersihkan lengan dan kaki akibat jatuh terpeleset tadi. Wajah teman-teman tidak bisa menyembunyikan ketakutan, apa lagi ini pengalaman pertama Bayu dan Alan. Mungkin lain waktu mereka berdua akan menolak dengan ajakan gw mengunjungi tempat seperti ini.
"Fad Reza mana?"
Tanya andi yang tidak melihat keberadaan reza di padepokan.
Diatas jembatan kecil yang terbuat dari kayu mengarah padepokan, gw berdiri ditengah jembatan melihat sekeliling mencari keberadaan salah satu teman gw yang menghilang. Hanya ada handycam yang terpasang diatas tripod tapi sudah dalam kondisi mati, satu handycam yang tadinya dipegang reza tergelatak juga dalam kondisi mati.
"Reza..! Woi za!"
Berulang-ulang kami memanggil namanya, Namun tidak ada sahutan darinya. Teman-teman yang lain ikut mencari melalui mata memandang di sekitaran mencari keberadaan reza. Sangat wajar, karena kami masih ketakutan.
"Kalau kita hanya berdiri ditempat gak bakalan ketemu si Reza"
"Terus harus gimana lagi fad??" Tanya doni cemas.
"Kita harus berpencar! Gw sama Andi. Kalian bertiga."
Belum ada Komentar untuk "Berawal Dari Penasaran Hingga Menjadi Fatal - Part 14"
Posting Komentar