Lorong Kampus

BERAWAL DARI LORONG KAMPUS,
HINGGA DITAKSIR OLEH ‘DIA’ YANG TAK KASAT MATA.


Kali ini aku akan bercerita pengalaman menyeramkan dari salah satu teman dekatku yang tidak akan pernah dia lupakan seumur hidupnya. Sebut saja Roy (nama samaran). Roy ini adalah salah satu teman dekatku di kampus namun kami beda jurusan dan fakultas.

Ok, di sini saya akan bercerita berdasarkan sudut pandang orang pertama, yaitu sebagai Roy (Nama Samaran).

Namaku Roy (nama samaran). Aku kuliah di salah satu universitas ternama di Kota B. Namun karena aku berasal dari Kota A, maka selama kuliah di Kota B ini aku tinggal sebagai perantauan di salah satu kosan yang berada tidak jauh dari kampus.

Suatu hari, aku hendak berangkat ke kampus dan sebelum berangkat seperti biasa aku nyamper teman kelasku. Panggil saja dia Samsul (nama samaran). Kebetulan kami satu kosan, dia di lantai 1 kamar nomor 4 dan aku di lantai 2 kamar nomor 7 dekat tangga.

Karena gak ada kendaraan dan jarak dari kosan ke kampus cukup dekat, kami berangkat dengan berjalan kaki.

Jadi kosanku ini lokasinya tidak terlalu jauh dari kampus. Kosannya tidak terlalu luas juga. Terdapat 8 kamar, 4 kamar di lantai 1 dan 4 kamar lagi di lantai 2. Tepat di halaman depan kosanku terdapat pohon mangga yang tidak terlalu besar.


Lantai 2 cuman ada kamar doang, kamar nomer 5 di atas nomer 1, kamar nomer 6 di atas nomer 2 begitu juga seterusnya. Kosanku ini memiliki fasilitas yang tidak terlalu lengkap hanya kamar mandi dalam, Kasur busa, dan lemari pakaian. Semua kamar yang ada di kosan ini di huni oleh cowok (namanya juga kosan khusus cowok).

Cukup lah ya penjelasan kosan, tak perlu panjang lebar.

Back to main story:

Setelah perkuliahan selesai, waktu sudah menunjukan pukul 17.00, tanda sebentar lagi matahari akan bertukar posisi dengan bulan.

Perlu kalian tahu kalau aku ini cukup aktif dalam organisasi. Setelah perkuliahan selesai aku tidak langsung balik ke kosan karena akan ada rapat organisasi yang dilaksanakan pukul 18.30 di gedung fakultas ku, sebut saja fakultas A.


Pada saat rapat berlangsung, semuanya cukup aman tidak ada kejanggalan apapun. Ketika jam menunjukan pukul 20.30, rapat pun selesai. Aku pun berniat balik ke kosan namun perutku mendadak melilit. Terpaksa aku mengajak Samsul untuk ke toilet kampus dulu karena jika ditahan sampai ke kosan yang ada malah tumpeh-tumpeh sepanjang jalan.

“Sul, mules nih, toilet dulu, yak.” Kataku.
“Gak nanti ajah di kosan?” Tanya Samsul.
“Udah malem gak serem apa di toilet kampus?” Lanjutnya.
“Gak tahan ini udah di ujung.” Jawabku.
“Yaudah ayo, gw tunggu di luar depan toilet, yak.” Kata Samsul.

Jadi setelah masuk WC kampus ada 3 bilik toilet yang berjejer (kaya toilet XXI lah).

Nah di sini aku ada di bilik yang tengah, entah mengapa aku pilih yang tengah padahal tiga-tiganya kosong semua. Saat aku sedang bertapa di salah satu bilik toilet kampus tiba-tiba ada yang mengetuk bilikku. “Tok Tok Tok.” Pelan namun terdengar jelas karena suasana sunyi.

“Oi, siapa yak?” Tanyaku.
“Sul, itu lu? Ada apa?” Lanjutku.
Tak terdengar jawaban dari luar.

Selang beberapa lama pintu bilik ku di ketuk lebih tepatnya di gedor “Dug Dug Dug Dug”. Suaranya mengagetkanku. Sontak aku berkata “Woi apaan jangan becandalah lagi fokus nih.” Namun masih tak terdengar jawaban.

Aku mulai sedikit panik. Namun aku coba untuk berpikir positif, mungkin itu si Samsul iseng. Soalnya dia orangnya agak iseng alias tukang jail. Setelah Aku selesai dengan urusanku di toilet, aku pun keluar. Namun saat keluar, aku kebingungan karena tidak ada Samsul di depan toilet.

“Lah si Samsul kemana?” Kataku.

Aku cek sekitar dan tetap tak terlihat batang hidungnya si Samsul.

“Kamvret lah ninggalin gitu ajah” Kataku.

Karena dicari tidak ada aku pun berencana langsung balik ke kosan sendirian karena sudah larut malam. Saat aku keluar dari gedung fakultas, aku melihat Samsul.

“Oi Sul” Kataku.

Samsul terlihat kebingungan. “Eh Roy? Kok lu ada di belakang gw?” Tanya Samsul.

“Harusnya gw yang nanya kok lu maen tinggal-tinggal ajah” Kataku.
“Katanya mau nunggu depan toilet” Lanjutku.
“Bukannya tadi lu udah keluar?” Tanya Samsul.
“Mana ada, orang gw barusan baru keluar” Jawabku.
“Ah udahlah ayo balik” Kata Samsul.

*Setelah sampai kosan dia cerita.

Jadi Samsul katanya liat aku udah keluar tapi dengan muka agak pucet gitu. Katanya, dia tanya gak dijawab. Terus aku jalan nyelonong gitu ajah, Samsul ikutinlah eh pas di lorong depan fakultas tiba-tiba aku manggil dia dari belakang dan sosok yang menyerupai aku hilang.

“Terus tadi siapa njir” Kata Samsul dalam pikirnya.

Beberapa hari berlalu setelah kejadian pintu toilet yang digedor.

Waktu menunjukan pukul 16.00 aku dan teman organisasiku sedang duduk di kantin kampus sembari membahas yang akan dirapatkan nanti malam. Selang beberapa waktu kemudian Samsul datang. “Abis darimana lu?” Tanyaku.

“Biasa nyebat di depan.” Jawab Samsul.
“Pantesan beres kelas gw cariin gak ada.” Kataku.

Waktu pun berlalu setelah semua anggota kumpul kami pun memulai rapat. Pada saat rapat pandanganku teralihkan pada sesosok perempuan berambut panjang menggunakan gaun merah dan mukanya tertutup oleh rambutnya yang sedikit kusut.

Tak lama sosok itu pun menghilang entah kemana. Ketika waktu menunjukan pukul 21.00, rapat pun selesai. Aku dan Samsul pun berjalan balik ke kosan.

Saat di lorong depan GSG aku melihat sosok wanita itu lagi berada di ujung lorong. “Sul liat ujung lorong ada cewek sendirian.” Kataku. Namun saat aku dan Samsul melihat kembali sosok itu tidak ada. “Mana?” Tanya Samsul sembari mencari-cari wanita yang kusebutkan tadi.

“Becanda lu gak lucu, gak ada itu, merinding gw.” Lanjutnya.
“Seriusan tadi ada di ujung lagi berdiri.” Kataku.

Setelah kejadian itu saat di perjalanan pulang pundakku terasa berat, pegel gitulah seperti menggendong sesuatu, padahal isi dari tas yang aku gendong hanya buku 1, tempat pensil, dan charger HP. Di sini aku masih positif mungkin efek lelah setelah kuliah lanjut rapat.

Setelah sampai di kosan aku segera istirahat. Takutnya drop kan mana orang tua jauh beda kota.

Entah kenapa aku terbangun. Kulihat jam menunjukan pukul 23.30. “Ku kira sudah pagi. Ternyata masih jam segini.” Pikirku. Akupun melanjutkan tidur.

Saat ku memejamkan mata beberapa menit kemudian terdengar suara tangisan perempuan. Suaranya terdengar dari depan pintu kamar kosku. Aku pun mulai panik dan sekujur tubuhku lemas “B**ingan! Kok ada suara cewek nangis di kosan cowok?!” Kucoba memejamkan mata dan tidur membelakangi pintu dan jendela. Tak lama ada suara ketukan pintu. Disertai suara wanita “Tok! Tok! Tok! Mas... buka pintunya mas.”

Suaranya lirih namun terdengar cukup jelas karena saat itu keadaan sedang sunyi. Makin paniklah aku dan memberanikan diri “Pergi jangan ganggu aku.” Ucapku. Lalu tidak terdengar suara apapun. Akupun tertidur.

Paginya aku terbangun dan cukup lega rasanya. Aku telah melewati malam yang menakutkan. Akupun bergegas mandi karena sebentar lagi akan ada perkuliahan.

Saat membuka pintu kamar Akupun kaget. Karena di lantai depan kamar ada banyak rambut panjang tergeletak. “B**ingan! Ternyata semalem bukan mimpi.” Pikirku. Akupun menyapu semua rambut itu dan segera berangkat kuliah.

Perkuliahan pun selesai, waktu menunjukan pukul 14.00. Akupun berencana mencari makan dan kembali ke kosan. Saat di perjalanan ada wanita paruh baya tak dikenal bicara padaku.

“Mas, hati-hati kamu sedang diikuti.” Saat aku akan menanyakan balik “Diikuti siap…a ?” wanita yang bicara padaku sudah menghilang dalam keramaian.

Setelah sampai di kosan segera mandi karena badan sudah lengket. Saat sedang mandi, akupun kembali dikagetkan karena terdapat banyak rambut panjang di kamar mandiku padahal saat itu rambutku pendek dan tidak ada orang yang berkunjung sebelumnya.

Ku bersikan semua rambut itu dan membuangnya ke tempat sampah. Selesai mandi ada Samsul datang ke kamar untuk mengerjakan tugas bareng.

Tugas pun selesai. Waktu menunjukan pukul 18.30. Tiba-tiba terdengar suara wanita menangis dari dalam kamar mandi.

Akupun menatap Samsul. Kita saling beratatapan. Samsul menggerakkan kepalanya seolah memberikan kode “Apaan itu?” Akupun menggelengkan kepala. Aku memberanikan diri membuka pintu kamar mandi. Saat aku buka, tidak ada apapun dan suaranya berhenti (menghilang).

Setelah kerjadian itu. Di kamarku sering ditemukan beberapa helai rambut panjang. Padahal tidak pernah ada wanita/teman kelasku yang rambutnya panjang berkunjung ke kamar kosanku.

Sampai di suatu malam..

Waktu menunjukan pukul 2 malam, akupun terbangun namun aku tak bisa menggerakan seluruh tubuhku hanya mata yang bisa ku gerakkan melihat kedepan dan kesamping.

Lama kelamaan aku mulai melihat ada sosok yang duduk di atas tubuhku semakin lama semakin jelas, muka ku dan mukanya berhadapan hampir bersentuhan.

Kulihat dengan jelas mukanya yang rusak dengan bola mata yang keluar menggantung hampir jatuh. Karena saking ketakutannya akupun pingsan.

Akupun terbangun pukul 8.00 pagi. Aku mulai bercerita ke temanku yang beda jurusan dia orangnya Indigo (bisa melihat mereka). Panggil saja Seto (nama samaran).

“To, akhir-akhir ini gw banyak kejadian aneh di kosan.” Kataku.
“Iyalah orang itu ada yang ngikutin kamu.” Kata Seto.
“Seriusan, To? Jangan nakut-nakutin ah.” Kataku.
“Serius. Dia yang biasa di lorong GSG.” Kata seto.
*Seto pun mencoba berinteraksi dengan sosok wanita yang mengikuti ku.
“Katanya dia suka sama kamu.” Kata Seto.
“Dia suka karena kamu jarang shalat” Lanjutnya.
“To, serius, To. Jangan nakut-nakutin.” Kataku.
“Iyah sih emang gw jarang shalat.” Lanjutku.
“Yaudah mangkanya rajin shalat sama ngaji kalau sehabis magrib.” Kata Seto.
“Okey deh, To” Kataku.

Setelah kejadian ini, aku pun mulai untuk rajin shalat dan ngaji selepas shalat magrib. Namun saat aku sedang shalat, banyak sekali gangguan seperti:

1.Lemari plastik kosanku bergeser sendiri.
2.Botol Jatuh.
3.Kadang terlihat bayangan sosok perempuan lewat depan jendela.

Namun setelah beberapa bulan sudah tidak ada gangguan lagi. Dan setelah kejadian itu aku jadi rajin melaksanakan ibadah shalat 5 waktu.

Intinya kita sebagai muslim wajib melaksanakan shalat dan meminta perlindungan kepada yang di atas agar dijauhkan dari gangguan makhluk-makhluk jahat seperti ‘Mereka’.

Okey, segitu saja cerita dari saya.
Terimakaih juga bagi kalian yang sudah membaca sampai akhir.

✍ Twitter @TheDaggry

Belum ada Komentar untuk "Lorong Kampus"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel